Senin, 21 Juli 2008

My Life, My Choice...

Hidupku, pilihanku... yah, berbicara memang lebih mudah daripada kenyataannya kan? Orang bilang hidup kita sepenuhnya kita berhak mengatur. Tapi, sepertinya hal itu sama sekali tidak ada dalam hidupku. Kalau hidup ini pilihan kita, dan hak kita... apa alasan aku masih disini dan terus terkekang dengan semua peraturan-peraturan yang membuatku muak? Harus seperti ini, harus seperti itu, aku terpaksa melakukan semuanya. Hanya karena suatu "kewajiban/keharusan" yang diciptakan orang lain untukku, bukan yang kuciptakkan sendiri untuk diriku. Ah, ya... mungkin memang selamanya aku takkan pernah menikmati kebebasan itu. Jadi, salahkah aku jika aku membuat kebebasanku sendiri? Membuat hidupku seperti apa yang kuinginkan? Apa itu salah? Untukku tidak selalu mengikuti semua peraturan itu? Hidupku, pilihanku... aku memilih untuk menjadi diriku sendiri... mengikuti apa yang seharusnya kuinginkan. Apa itu salah?! Tapi mengapa aku tak pernah bisa lepas dari semua peraturan itu? Aturan-aturan yang selalu membuatku menjadi seperti budak yang selalu diperintah tuannya. Memberontak, sampai akhirnya dimaki... itu hanya untuk mendapatkan kebebasanku sendiri...

Kamis, 19 Juni 2008

Alone Princess - Part 2

Hari demi hari berlalu di Kerajaan Ferkinzia. Falone terus mencoba menjalani hidupnya. Kini di dalam kerajaan terbagi dua kubu. Kubu sang Raja dan Ratu. Kakak Falone yang tertua tidak memilih siapapun dan memilih untuk meninggalkan Kerajaan Ferkinzia. Sedangkan adiknya yang termuda beranggapan untuk menikmati apa yang ada sebelum semuanya terlambat. Ia berpesta pora setiap hari dan menghamburkan harta orang tuanya. Sedangkan Falone sendiri terus menerus menjadi penengah dalam pertengkaran orang tuanya. Ia tak bisa menentukan akan memihak ayahnya atau ibunya.

Setiap hari Falone harus mengerjakan semua tugas di dalam istana. Karena semua pengurus istana mengundurkan diri saat dimulainya perang antara Raja dan Ratu. Falone terus mencoba untuk menikmati hidupnya. Tapi ia tidak mampu melakukannya.

Berbicara memang lebih mudah daripada menjalankannya di dalam kenyataan. Bagaimanapun ia mencoba, pada akhirnya ia selalu ingin mengeluh. Hidup bagai penjara baginya. Kemanapun ia mencoba berlari, semuanya tidak berubah. Tetap hitam dan kelam, bahkan semakin gelap. Mungkinkah siang takkan pernah ada lagi? Mungkinkah kebahagiaan takkan terjadi lagi? Atau mungkin...penderitaannya memang tak akan berakhir.


Aku bukanlah Faloney. Aku bahkan bukan seorang putri. Mungkin terlalu kejam takdir yang kuberikan baginya. Tapi... aku ingin ada yang merasakan hal yang sama dengan apa yang aku rasakan. Hal yang bodoh untuk dilakukan dengan menimpakannya pada sebuah cerita. Tapi itulah yang terjadi. Dalam hidup, kita selalu dihadapkan dengan pilihan. A atau B. Kesalahan untuk memilih adalah kesalahan yang fatal, maka itulah tujuan pilihan C. Pilihan kita sendiri. Aku bisa saja berkata seperti itu. Toh memang berbicara lebih mudah daripada melakukannya.

-Kenapa dunia orang dewasa sangat sulit untuk dimengerti? Yah, aku hanyalah anak-anak. Anak yang tidak berguna, dan tidak berdaya-

~Faloney~

Selasa, 17 Juni 2008

Alone Princess

Putri Falone adalah putri dari kerajaan Ferkinzia. Semua dimilikinya. Dulu. Dulu ia mempunyai segalanya. Harta, teman-teman, dan terlebih... kebahagiaan. Kebahagiaanitu mulai lenyap saat Sang Raja dan Ratu bertengkar hebat. Teman-temannya mulai meninggalkannya perlahan-lahan. Saudara-saudaranya tak mampu berbuat apapun.

Ia hanya mempunyai seekor kucing hitam yang dipungutnya dari jalan beberapa tahun yang lalu. Disaat semuanya perlahan hilang, ia masih bisa bertahan karena kucing itu masih setia menghiburnya. Tapi, suatu hari kucing itu mati karena terinjak kuda yang dipakai orang tuanya. Sang putri idak menangis. Ia tetap tegar. Tapi pada saat yang bersamaan, ia menyadari bahwa tu kesekian kalinya ia kehilangan. Kehilangan penghiburnya dan........ kepercayaannya.

Demikian hari-hari terus berlalu. Hidup seperti pergantian siang dan malam. Saat siang adalah kebahagiaan, ia sudah mengalami banya kebahagiaan. Sekarang malam petang mulai membayang. Akankah malam ini akan panjang? Akankah penderitaan ini akan lama? seperti kebahagiaannya?

Aku bukanlah Putri Falone, yang tetap tegar saat semuanya perlahan menghilang. Aku hanyalah sang dalang di cerita ini. Yang mampu mengendalikan hidup Sang Putri semauku. Tapi dalam hidupku........ aku bukanlah dalangnya. Aku tak bebas menggerakkan hidupku. Aku hanya pion. Yang suatu saat akan menyerang, bertahan, dan diserang. Semuanya hanya Dia yang mengatur. Sisanya, apa aku dapat bertahan dan suatu saat malam kelam akan berputar? Hanya waktu yang dapat menjawab.

-Dalam hidup kita mengalami banyak hal. Suatu saat akan mengalami terang, dan gelap. Disaat gelap, mampukah aku mengatasinya? Aku terpenjara dalam hidup -

~Faloney~