Minggu, 17 April 2011

Alone Princess - Part 3

Ah.. Falone.. ia terus berkata bahwa ia tak mampu,..ia semakin terpuruk dengan keadaan istana yang semakin tidak karuan. Sudah tidak ada harapan. Ferkinzia sudah tamat. Falone hanya bisa menikmati remah-remah kebahagiaannya. Ah, tidak. bukanlah remah-remah. Angin. Angin angan-angannya. Ia terlalu kuat untuk menjalani kehidupan di istana, tetapi sudah terlalu lemah untuk pergi. Ia hanya dapat meratapi nasibnya yang mungkin tidak dapat dibayangkan lagi. Apalah arti dari sebuah gaun merah muda yang ditata apik, berenda dan berpita apik kalau semuanya hanya berakhir di ujung jalan tempatnya menjual segala barang yang di pakainya. Semuanya mungkin hanya mimpi..
Bermimpi akan ada seorang yang menjemputku. Kejam sekali hidupku. Kapan lah aku akan mengatur hidupku..Angan Falone.

"Kenapa dunia ini dibuat? Darimana asalnya? Darimana asal hidup? Asal cerita dan kesedihan yang berlarut? Mungkin aku hanyalah manusia biasa yang ingin membalaskan perasaanku. Menuangkan pada karakter polos yang tidak berdaya. Tapi semua pengarang ingin agar karakternya juga bahagia. Ah, ataukah itu hanya kenaifan belaka? Berbagai tantangan di hidup ini. Kita berkata bahwa kita bisa. Ah, begitu naifnya hidup."

Aku bukan Faloney yang dapat begitu tabah menghadapi semuanya. Aku hanyalah pencipta semua ini berdasarkan kenaifanku sendiri.

Dunia ini hitam. Hitam setitik noda di atas putih ..
~Faloney~